Seni adalah hal yang indah
dan menyenangkan untuk dinikmati, termasuk bagi orang yang tidak tahu menahu
tentang seni. Sebagai bentuk apresiasi terhadap karya seni anak bangsa,
diadakanlah Jogja Art Festival 2014 yang bertempat di Taman Budaya, Yogyakarta.
Wisata Seni Yogyakarta Jogart 2014 berlangsung dari 7-22 Juni 2014, dan akan diperpanjang sampai tanggal
29. Pada even ini dipamerkan karya seni dari Djoko Pekik yang legendaris “Go to
hell with your aid”.
Go to hell with your aid |
A. Karya Seni yang Dipamerkan
Karya seni yang dipamerkan
dalam even ini sangat bervariasi, dari seni lukis, pahat, patung, efek visual
dan suara, hingga karya abstrak. Saat baru memasuki Taman Budaya, anda akan
disambut oleh barisan patung karung goni yang unik. Karya seni ini
menggambarkan berbagai tipe manusia. Saat masuk ke dalam ruang pameran, anda
akan menemui ratusan koleksi yang dipajang satu per satu dengan tata ruang yang
indah dan estetik.
Ada beberapa karya seni yang
menarik menurut saya. Salah satu yang membuat mata saya terbelalak adalah karya
seni dari Djoko Pekik berupa Lukisan dengan judul “Go to hell with your aid”. Seniman
ternama asal Jogja, Djoko Pekik membanderol harga untuk kolektor lukisan
sejumlah 6 Milyar Rupiah. Karya ini mengingatkan pada kelakuan perusahaan tambang
asing yang menguras perut bumi Indonesia di Papua dan Nusa Tenggara. Djoko tak
biasa memakai bahasa Inggris untuk judul karyanya. Selain Djoko Pekik, even ini
juga memamerkan karya seni dari Amrus Natalsya dan Edhi Sunarso yang merupakan
seniman senior. Art Jog kali ini bertema Legacy of Power yang sangat berbau
politik. “Mereka mewakili seniman yang mengalami perubahan politik pada masa
lalu.
Patung Karung Goni |
B. Karya Seni dan Narsisme Pemuda
Animo masyarakat
dalam even ini sangat luar biasa. Anda harus siap berdesak-desakan dengan orang
lain karena pengunjung pameran ini membludak. Kebanyakan pengunjung pameran ini
adalah anak muda yang menenteng kamera, baik dari handphone sampai SLR untuk mengabadikan
karya seni itu. Akan tetapi, kebanyakan dari mereka bukan mengambil gambar
fokus pada karya seni, melainkan memilih berfoto narsis bersama karya seni. Dengan berbagai gaya dan cara, mereka bergaya di depan karya seni ini agar dapat dipamerkan di sosial media, layaknya Facebook dan Instragram. Memang tidak ada yang salah, setiap orang memiliki cara menikmati seni dengan cara yang berbeda. Yang pasti, mari kita apresiasi seni dan hidupkan kreativitas Indonesia !!
Baca juga : Wisata Alam dan Budaya di Desa Wisata Pentingsari, Wisata Mainan Tradisional di Kampung Dolanan
0 komentar:
Posting Komentar